Panas Bumi

PGEO Mantapkan Langkah Panas Bumi Menuju 1 GW dengan Kinerja Cemerlang

PGEO Mantapkan Langkah Panas Bumi Menuju 1 GW dengan Kinerja Cemerlang
PGEO Mantapkan Langkah Panas Bumi Menuju 1 GW dengan Kinerja Cemerlang

JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) menunjukkan konsistensi kinerja positif di tengah transisi energi nasional. 

Dengan hasil keuangan yang solid hingga September 2025, perusahaan terus mempercepat langkah ekspansi panas bumi untuk mencapai kapasitas terpasang 1 gigawatt (GW) dalam beberapa tahun ke depan dan menatap target jangka panjang 1,8 GW pada 2033.

Kinerja Keuangan Tetap Sehat dan Konsisten

PGE mencatatkan kinerja keuangan yang solid sepanjang 2025. Berdasarkan laporan konsolidasi per akhir September, perusahaan berhasil membukukan pendapatan sebesar US$318,86 juta, melampaui target awal sebesar US$314,30 juta. 

Angka ini tumbuh 4,20 persen secara tahunan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai US$306,02 juta.

Direktur Keuangan PGE, Yurizki Riomen, menegaskan bahwa kinerja keuangan Perseroan tetap sehat dengan fundamental yang kuat. “Hingga saat ini, kinerja Perseroan tetap sehat dengan fundamental keuangan yang kuat,” ujarnya.

Adapun rincian laporan keuangan menunjukkan pencapaian sebagai berikut: laba bersih mencapai US$104,26 juta, EBITDA sebesar US$248,97 juta, total aset mencapai US$2,96 miliar, dan kas serta setara kas senilai US$628,12 juta.

Perubahan laba bersih pada periode tersebut dipengaruhi oleh peningkatan biaya keuangan akibat penerapan standar akuntansi baru PSAK 223 serta kemajuan sejumlah proyek panas bumi. 

Biaya bunga proyek PLTP Hululais Unit 1 dan 2 sementara dicatat sebagai beban keuangan selama masa pembangunan. Selain itu, bunga proyek PLTP Lumut Balai Unit 2 yang telah beroperasi komersial sejak Juni turut menambah beban penyusutan sebesar 9,61 persen.

Strategi Ekspansi Panas Bumi dan Pertumbuhan Jangka Panjang

Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, menyampaikan bahwa pencapaian positif ini sejalan dengan fokus ekspansi perusahaan menuju portofolio panas bumi yang lebih besar.

“PGE saat ini memfokuskan langkah pada ekspansi portofolio panas bumi melalui tiga pilar, yaitu pengembangan pembangkit, industrialisasi hilir, serta pengembangan produk dan solusi di luar kelistrikan. Upaya tersebut kami wujudkan melalui pengembangan berbagai proyek strategis dan persiapan ekosistem green hydrogen terintegrasi dengan pendekatan beyond electricity,” jelasnya.

Yurizki menambahkan bahwa fokus utama PGE saat ini adalah memperkuat pertumbuhan jangka panjang melalui investasi pada proyek-proyek strategis dan quick win.

“Kami memandang hal ini sebagai bagian dari upaya mendukung pertumbuhan PGE di tahun-tahun mendatang. Dari sisi kinerja, margin EBITDA kami tetap berada pada kisaran yang sehat meski mengalami sedikit penurunan,” ungkapnya.

Menurutnya, penurunan tersebut merupakan konsekuensi wajar dari fase awal transformasi. PGE tengah melakukan investasi awal untuk rekrutmen talenta terbaik, penelitian, pengembangan teknologi, serta eksplorasi wilayah baru yang akan menopang target Commercial Operation Date (COD) di tahun-tahun mendatang. 

Pengeluaran ini disebut sebagai fondasi strategis bagi pertumbuhan berkelanjutan perusahaan.

Hingga kini, PGE tengah mengerjakan 17 proyek quick win di berbagai wilayah Indonesia, di antaranya Ulubelu LP (10 MW) pada 2026, Lahendong BU 1 (15 MW) pada 2027, serta PLTP Hululais Unit 1 dan 2 dengan kapasitas 110 MW yang ditargetkan beroperasi pada 2028. 

Sejumlah proyek lain juga tengah berjalan di Kamojang, Lumut Balai, dan Sungai Penuh dengan jadwal penyelesaian hingga 2031.

Produksi Panas Bumi Terus Meningkat

Direktur Eksplorasi dan Pengembangan PGE, Edwil Suzandi, menuturkan bahwa kinerja operasional perusahaan juga terus menunjukkan peningkatan. Beberapa wilayah utama seperti Kamojang, Lahendong, Ulubelu, Lumut Balai, dan Karaha mencatatkan produksi listrik yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

“Tambahan kapasitas sebesar 55 MW dari PLTP Lumut Balai Unit 2 yang mulai beroperasi penuh sejak Juni lalu telah meningkatkan kapasitas terpasang yang kami kelola secara mandiri menjadi 727 MW. Capaian ini semakin memotivasi kami untuk terus tumbuh, berinovasi, serta menghadirkan energi hijau yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Secara keseluruhan, produksi listrik PGE diperkirakan mencapai 4.978 gigawatt hour (GWh) hingga akhir tahun, meningkat 3,12 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini menunjukkan efisiensi operasional yang solid serta keberhasilan strategi ekspansi PGE.

Kolaborasi dan Komitmen Transisi Energi Bersih

Sebagai bagian dari sinergi antar-BUMN, PGE juga memperkuat kerja sama dengan PT PLN Indonesia Power untuk mempercepat pengembangan panas bumi di 19 proyek eksisting dengan total kapasitas 530 MW. 

Kolaborasi tersebut berpotensi menambah kapasitas hingga 1.130 MW dari wilayah kerja yang sudah berproduksi maupun area prospektif baru.

Langkah ini menjadi bukti nyata dukungan PGE terhadap program transisi energi bersih yang dicanangkan pemerintah. Melalui kerja sama strategis, inovasi teknologi, serta efisiensi operasional, PGE berkomitmen untuk menghadirkan energi hijau yang berkelanjutan bagi Indonesia.

Selain kinerja operasional dan ekspansi proyek, PGE juga berhasil meraih pengakuan internasional dalam penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Dengan skor 7,1 dari Sustainalytics, PGE menjadi perusahaan dengan peringkat ESG tertinggi di Indonesia serta satu-satunya yang masuk dalam daftar Top 50 Global ESG Companies 2025.

Prestasi ini memperkuat posisi PGE sebagai pionir dalam pengembangan panas bumi nasional dan sebagai salah satu penggerak utama dalam mewujudkan masa depan energi bersih di Tanah Air. 

Dengan konsistensi kinerja dan strategi ekspansi yang matang, perusahaan optimistis mampu mencapai kapasitas 1 GW dalam dua hingga tiga tahun mendatang dan melangkah menuju 1,8 GW pada 2033.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index