Sembako

Harga Sembako Beras, Gula, Minyak, dan Cabai di Jatim Tetap Terpantau

Harga Sembako Beras, Gula, Minyak, dan Cabai di Jatim Tetap Terpantau
Harga Sembako Beras, Gula, Minyak, dan Cabai di Jatim Tetap Terpantau

JAKARTA - Pergerakan harga kebutuhan pokok di Jawa Timur menunjukkan dinamika yang berbeda pada setiap komoditas. 

Beberapa bahan pokok justru mengalami penurunan, sementara sebagian lainnya mencatat kenaikan. Beras menjadi salah satu komoditas yang mengalami koreksi harga.

Untuk beras premium, rata-rata harga turun dari Rp14.951 menjadi Rp14.919 per kilogram, atau melemah sekitar 0,22 persen dibandingkan sebelumnya. Beras medium juga ikut menurun dari Rp12.884 menjadi Rp12.761 per kilogram, mengalami penurunan sekitar 0,95 persen.

Selain beras, gula kristal putih juga menunjukkan tren penurunan harga. Harga rata-rata gula turun dari Rp16.348 menjadi Rp16.294 per kilogram, atau sekitar 0,33 persen. Kondisi ini tergolong stabil dan tidak menimbulkan gejolak di pasar. 

Penurunan harga pada beras dan gula diharapkan bisa membantu meringankan pengeluaran masyarakat, terutama bagi rumah tangga dengan kebutuhan konsumsi pokok yang tinggi.

Masyarakat pun dapat memanfaatkan kondisi ini untuk menyusun rencana belanja yang lebih efisien. Pemerintah daerah bersama Siskaperbapo terus memantau pergerakan harga untuk memastikan ketersediaan pasokan tetap memadai. 

Dengan stabilitas ini, konsumen di Jawa Timur memiliki acuan dalam menyesuaikan anggaran belanja rumah tangga.

Minyak Goreng dan Telur Ayam Alami Pergerakan Beragam

Sementara itu, komoditas minyak goreng menunjukkan pergerakan harga yang bervariasi. Untuk jenis curah dan kemasan sederhana, harga rata-rata turun 0,93 persen.

Sebaliknya, minyak goreng kemasan premium mengalami kenaikan sebesar 1,09 persen, dengan harga mencapai Rp20.348 per liter. Kondisi ini menjadi perhatian bagi pedagang dan konsumen karena perbedaan harga di masing-masing jenis produk cukup signifikan.

Telur ayam juga memperlihatkan dinamika berbeda antara jenis kampung dan ras. Telur ayam kampung tercatat mengalami penurunan harga tipis, sementara telur ayam ras justru naik 0,41 persen, dari Rp28.173 menjadi Rp28.289 per kilogram. Perbedaan tren ini menunjukkan adanya variasi permintaan dan pasokan di pasar lokal.

Pergerakan harga minyak goreng dan telur ayam menuntut konsumen lebih selektif dalam memilih produk sesuai kebutuhan. Pemerintah juga mendorong pedagang untuk tetap menjaga ketersediaan barang dan menyesuaikan distribusi agar tidak terjadi kelangkaan di pasar tradisional maupun modern.

Cabai Meningkat Signifikan, Pasokan Perlu Diwaspadai

Kenaikan harga terjadi paling nyata pada komoditas cabai. Semua jenis cabai menunjukkan lonjakan harga antara 5 hingga 8,27 persen. Cabai merah besar naik dari Rp49.371 menjadi Rp53.453 per kilogram. 

Cabai merah keriting dan cabai rawit merah juga tercatat mengalami kenaikan signifikan di sejumlah pasar. Kenaikan ini mempengaruhi daya beli masyarakat, terutama bagi rumah tangga yang sering menggunakan cabai sebagai bumbu masakan harian.

Lonjakan harga cabai biasanya dipengaruhi oleh fluktuasi pasokan akibat musim panen atau gangguan distribusi. 

Pemerintah daerah bersama Siskaperbapo terus memantau kondisi ini untuk memastikan ketersediaan tetap memadai. Upaya pengawasan bertujuan agar harga cabai tidak meroket terlalu tinggi dan tetap dapat dijangkau oleh konsumen.

Kenaikan harga cabai juga menjadi sinyal bagi pedagang dan produsen untuk menyesuaikan stok dan strategi distribusi. Dengan informasi harga yang akurat, konsumen dan pelaku usaha bisa merencanakan belanja dan produksi secara lebih efisien.

Pemantauan Pasokan Sembako Terus Ditingkatkan

Secara umum, harga sembako di Jawa Timur masih tergolong stabil meski terjadi fluktuasi pada beberapa komoditas. 

Pemerintah daerah bersama Siskaperbapo terus melakukan pengawasan ketat untuk memastikan pasokan tetap lancar dan daya beli masyarakat terjaga. Data harian mengenai harga sembako menjadi acuan bagi konsumen dalam menyesuaikan rencana belanja.

Selain itu, informasi harga ini juga bermanfaat bagi pelaku usaha, termasuk pedagang dan distributor, untuk menyesuaikan strategi penjualan dan distribusi. Upaya pemerintah memastikan transparansi dan ketersediaan barang di pasar dapat mengurangi risiko lonjakan harga yang tidak terkendali.

Dengan pemantauan yang berkelanjutan dan komunikasi antara pemerintah, pedagang, serta produsen, kestabilan harga sembako di Jawa Timur dapat dijaga. Konsumen pun tetap memperoleh kepastian terkait harga kebutuhan pokok, sementara produsen dan pedagang dapat menata distribusi dan stok lebih efisien.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index