JAKARTA - Kondisi tubuh sering kali memberikan sinyal yang tidak langsung, dan kuku menjadi salah satu bagian yang dapat menunjukkan tanda awal terkait kesehatan.
Banyak orang tidak menyadari bahwa perubahan kecil pada kuku sebenarnya bisa mengisyaratkan masalah medis tertentu.
Tubuh memberikan petunjuk melalui struktur, warna, hingga tekstur kuku yang mengalami perubahan. Isyarat tersebut dapat terlihat sederhana, tetapi dapat menjadi gambaran mengenai kondisi internal yang membutuhkan perhatian lebih lanjut.
Seorang ahli anestesi sekaligus dokter pengobatan nyeri intervensi, Dr. Kunal Sood, menekankan bahwa perubahan pada kuku dapat mengarah pada kondisi kronis seperti radang sendi atau psoriasis. Ia menjelaskan bahwa tanda-tanda halus yang muncul sering kali diabaikan, padahal dapat membantu mengenali penyakit sejak tahap awal.
Menurutnya, “Mengenali tanda-tanda halus ini sejak dini dapat membantu mengidentifikasi kondisi kesehatan yang serius dan mendukung diagnosis serta pengobatan tepat waktu.” Karena itu, memahami perubahan kuku menjadi langkah penting agar masyarakat lebih peka terhadap sinyal tubuh sendiri.
Dalam konteks kesehatan sehari-hari, perhatian terhadap kuku sering kalah oleh fokus pada gejala lain yang lebih terlihat. Namun, mengamati kuku secara berkala dapat memberikan gambaran yang tidak kalah penting.
Tubuh mengirimkan sinyal melalui perubahan fisik, dan kuku menjadi salah satu indikator yang mudah diamati tanpa memerlukan alat khusus. Kesadaran ini dapat membuat seseorang lebih waspada dan lebih cepat mencari bantuan medis jika dibutuhkan.
Clubbing dan Koilonychia sebagai Petunjuk Awal
Berita pertama berkaitan dengan clubbing, yaitu kondisi ketika ujung jari tampak membulat dan kuku melengkung akibat pembesaran jaringan lunak. Tanda fisik ini dapat mengarah pada penyakit paru-paru atau jantung yang mendasarinya.
Perubahan ini terjadi ketika sel megakaryosit melewati paru-paru dan melepaskan faktor pertumbuhan seperti VEGF dan PDGF di ujung jari.
Clubbing biasanya berkaitan dengan penyakit paru kronis seperti kanker paru atau fibrosis paru, serta kondisi jantung bawaan yang menyebabkan kekurangan oksigen dalam jangka panjang. Perubahan bentuk yang spesifik ini membuatnya menjadi salah satu tanda yang paling mudah dikenali.
Masih dalam berita yang sama, kondisi lain yang perlu diperhatikan adalah koilonychia atau kuku berbentuk sendok. Ciri fisiknya berupa kuku yang tipis, lembut, dan cekung ke dalam, seolah menyerupai sebuah sendok kecil.
Koilonychia dapat menjadi peringatan awal anemia defisiensi besi. Dr. Sood menjelaskan bahwa kondisi ini disebabkan gangguan pembentukan keratin yang terjadi saat enzim bergantung zat besi melemah.
Anemia defisiensi besi dapat muncul akibat kehilangan darah, malabsorpsi usus, atau peningkatan kebutuhan zat besi seperti pada kehamilan. Bentuk kuku yang berubah ini memberikan gambaran penting mengenai kadar zat besi dalam tubuh.
Garis Merah dan Perubahan pada Pembuluh Darah
Berita kedua menyoroti kemunculan garis merah atau coklat di bawah kuku. Garis tersebut dikenal sebagai splinter hemorrhage dan dapat terlihat sebagai garis-garis kecil di bawah permukaan kuku.
Walaupun bisa saja akibat trauma, kemunculan banyak garis atau garis yang muncul di dekat pangkal kuku dapat menandakan peradangan pembuluh darah. Kondisi ini menjadi sinyal terhadap gangguan sistemik seperti vaskulitis, lupus, penyakit jaringan ikat, atau endokarditis infektif.
Tanda fisik ini menjadi penting karena dapat muncul sebelum gejala lainnya berkembang, sehingga membantu deteksi lebih awal terhadap masalah yang lebih serius.
Perubahan tersebut juga memperlihatkan bagaimana tubuh mengirimkan sinyal terkait kondisi pembuluh darah. Garis-garis yang muncul menunjukkan adanya proses inflamasi yang tidak terlihat dari luar, tetapi tercermin melalui kuku.
Hal ini menjadi bukti bahwa kuku dapat memberikan petunjuk yang relevan terkait kesehatan jantung maupun sistem kekebalan tubuh, sehingga meningkatkan kewaspadaan seseorang terhadap kondisi internalnya.
Pitting dan Keterkaitannya dengan Psoriasis
Berita ketiga berfokus pada pitting, yaitu munculnya lubang-lubang kecil seperti tusukan jarum pada permukaan kuku. Tanda fisik ini menjadi ciri khas keterlibatan matriks kuku pada penyakit psoriasis. Sekitar sepertiga pasien psoriasis menunjukkan pitting, dan prevalensinya meningkat seiring berjalannya waktu.
Kondisi ini juga umum terjadi pada artritis psoriatik, sehingga menjadi petunjuk awal yang berguna dalam diagnosis. Perubahan kecil pada permukaan kuku ini menjadi tanda penting bahwa seseorang mungkin memiliki psoriasis, meskipun gejala lain belum muncul secara jelas.
Keseluruhan perubahan fisik yang terjadi pada kuku menunjukkan bahwa tubuh memiliki cara tersendiri untuk memberikan peringatan dini.
Kesadaran akan tanda-tanda tersebut memungkinkan seseorang mengambil langkah lebih cepat dalam mencari pemeriksaan medis. Dengan begitu, penyakit yang mungkin berkembang dapat dikenali lebih awal dan ditangani dengan lebih baik.