JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) kembali menegaskan posisinya sebagai pemain utama di pasar kredit sindikasi Indonesia. Selama tujuh bulan pertama 2025, Bank Mandiri tercatat sebagai Mandated Lead Arranger (MLA) dengan total nilai US$2,2 miliar atau sekitar Rp36,2 triliun. Selain itu, bank pelat merah ini juga berperan sebagai bookrunner utama dengan nilai US$1,6 miliar atau Rp26,3 triliun (kurs Rp16.497 per US$), menurut Bloomberg Table League Reports periode 1 Januari–31 Juli 2025.
Corporate Secretary Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, menyoroti tren penyaluran kredit sindikasi yang masih dipengaruhi oleh dinamika global maupun domestik. Faktor-faktor seperti penyesuaian ekonomi dan likuiditas turut membentuk pola pembiayaan korporasi. Meski begitu, Ashidiq menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap solid, membuka peluang percepatan investasi baik dari sektor publik maupun swasta.
“Dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang positif serta dukungan likuiditas yang solid, Bank Mandiri terus menjaga prinsip kehati-hatian agar kualitas portofolio tetap terjaga dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.
Laba dan Pendapatan Bunga Tumbuh
Dalam laporan keuangan terbaru, Bank Mandiri mencatatkan laba konsolidasian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp13,87 triliun pada kuartal I/2025. Angka ini meningkat 3,89% dibandingkan kuartal I/2024 yang sebesar Rp12,7 triliun. Pendapatan bunga bersih dan syariah juga tumbuh signifikan, mencapai Rp39,62 triliun atau naik 11,51% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp35,53 triliun.
Namun, beban bunga syariah juga meningkat menjadi Rp14,12 triliun dari sebelumnya Rp11,34 triliun. Dengan demikian, pendapatan bunga dan syariah bersih tercatat sebesar Rp25,5 triliun, naik dari Rp24,18 triliun pada kuartal I/2024. Meski terjadi peningkatan beban, pertumbuhan pendapatan bunga tetap menjadi pendorong utama kinerja keuangan bank.
Di sisi lain, Bank Mandiri juga mencatat kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar Rp3,63 triliun, sedikit meningkat 1,25% dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar Rp3,59 triliun.
Pertumbuhan Kredit dan Kualitas Portofolio
Bank Mandiri berhasil mempertahankan pertumbuhan penyaluran kredit yang stabil. Hingga kuartal I/2025, total kredit mencapai Rp1.625,28 triliun, meningkat tipis 0,12% dibandingkan Rp1.623,21 triliun pada kuartal I/2024.
Selain jumlah, kualitas kredit juga mendapat perhatian. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sedikit membaik menjadi 1,01% dari sebelumnya 1,02%, sementara NPL net naik tipis menjadi 0,35% dari 0,33%. Angka ini menunjukkan bahwa Bank Mandiri mampu menyeimbangkan pertumbuhan kredit dengan pengelolaan risiko secara hati-hati.
Ashidiq menegaskan, fokus utama Bank Mandiri adalah menjaga kualitas portofolio sambil tetap memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi. “Kami tetap berhati-hati dalam menyalurkan kredit, terutama kredit sindikasi, agar kualitas aset tetap solid dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” katanya.
Kredit Sindikasi: Pilar Strategis
Sebagai Mandated Lead Arranger dan bookrunner utama, Bank Mandiri memainkan peran strategis dalam struktur pembiayaan proyek besar di Indonesia. Kredit sindikasi memungkinkan beberapa bank bekerja sama untuk menyalurkan pinjaman kepada satu debitur besar, sehingga risiko tersebar dan kapasitas pembiayaan meningkat.
Peran aktif Bank Mandiri dalam sindikasi memperkuat posisi bank sebagai pemimpin pasar sekaligus membuka peluang bagi klien untuk memperoleh pembiayaan yang lebih besar dan fleksibel. Selain itu, keterlibatan Bank Mandiri sebagai arranger utama memberikan pengaruh terhadap struktur kredit, tingkat bunga, serta tenor, sehingga klien mendapatkan solusi keuangan yang lebih optimal.
Prospek 2025 dan Strategi Bank Mandiri
Melihat prospek tahun ini, Bank Mandiri optimistis bisa mempertahankan pertumbuhan kredit dan laba. Dukungan likuiditas yang memadai, strategi penyaluran kredit yang prudent, serta pengawasan ketat terhadap kualitas aset menjadi kunci.
Bank Mandiri juga terus mengembangkan inovasi produk dan layanan digital untuk mempermudah akses pembiayaan dan meningkatkan efisiensi operasional. Digitalisasi menjadi salah satu faktor penting dalam memperkuat hubungan dengan nasabah, sekaligus meningkatkan transparansi dan kecepatan layanan.
Ashidiq menambahkan, kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, perusahaan swasta, dan lembaga keuangan lainnya, menjadi bagian dari strategi memperluas portofolio kredit sekaligus menjaga kualitas aset. Dengan langkah ini, Bank Mandiri diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan memperkuat posisi sebagai bank terbesar di Indonesia.
Bank Mandiri menunjukkan performa yang solid di tengah dinamika ekonomi global dan domestik. Posisi sebagai Mandated Lead Arranger dan bookrunner utama di pasar kredit sindikasi, pertumbuhan laba dan pendapatan bunga, serta pengelolaan NPL yang stabil menjadi indikator keberhasilan bank dalam menjaga kualitas portofolio sambil mendorong pertumbuhan.
Dengan fokus pada prinsip kehati-hatian, inovasi layanan, dan dukungan likuiditas yang kuat, Bank Mandiri diprediksi mampu mempertahankan pertumbuhan kredit sindikasi dan kontribusi terhadap ekonomi nasional hingga akhir 2025.