JAKARTA - Kemajuan infrastruktur jalan tol di Indonesia kian terasa nyata seiring dengan berjalannya pembangunan berbagai ruas baru. Langkah ini tidak hanya menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat, tetapi juga memperkuat konektivitas nasional sekaligus membuka peluang ekonomi di daerah. Setiap ruas tol yang rampung memberikan kemudahan perjalanan, memangkas waktu tempuh, serta mendukung distribusi logistik yang lebih efisien.
Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan tambahan ruas tol baru sepanjang 203 kilometer pada tahun ini. Dari total tersebut, sebagian sudah dapat digunakan dan bahkan resmi beroperasi sejak kuartal pertama. Pencapaian ini memperlihatkan keseriusan pemerintah dalam menyediakan infrastruktur modern yang dapat dinikmati masyarakat luas.
Hingga pertengahan tahun berjalan, tercatat ada empat ruas tol yang sudah dioperasikan. Keempat ruas tersebut antara lain Tol Binjai–Langsa Seksi 3 Tanjung Pura–Pangkalan Brandan sepanjang 19 kilometer, Tol Pekanbaru–Padang Seksi Sicincin–Padang sepanjang 36,6 kilometer, Tol Solo–Yogyakarta–New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulon Progo Paket 1.2 Segmen Klaten–Prambanan sepanjang 8,6 kilometer, serta Tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat sebagian Seksi 2 Kuala Tanjung–Indrapura sepanjang 10,15 kilometer.
Selain ruas yang sudah beroperasi, ada pula sejumlah proyek tol lain yang konstruksinya hampir tuntas dan tengah menunggu tahapan uji laik fungsi serta operasi. Misalnya, Tol Betung–Tempino–Jambi Seksi 4 ruas Tempino–Interchange Ness sepanjang 18,49 kilometer kini memasuki proses ULFO. Tol Ibu Kota Nusantara (IKN) Seksi 3A ruas Karangjoang–KKT Kariangau sepanjang 9,27 kilometer juga dilaporkan rampung sepenuhnya. Tidak ketinggalan, Tol Sigli–Banda Aceh Seksi 1 Padang Tidji–Seulimeum sepanjang 24,67 kilometer telah mencapai 99,46%, sementara Seksi 6 Kuto Baro–Simpang Baitussalam sepanjang 5 kilometer sudah selesai 100%.
Beberapa ruas tol yang masih dalam tahap pembangunan bahkan sempat dioperasikan secara fungsional saat arus mudik dan balik Lebaran. Hal ini memberikan pengalaman awal kepada masyarakat mengenai manfaat tol tersebut meski secara permanen belum resmi dibuka. Contohnya Tol Solo–Yogyakarta–NYIA Kulon Progo Segmen Prambanan–Purwomartani sepanjang 6,78 kilometer, Tol Probolinggo–Banyuwangi Seksi 1 Gending–Kraksaan sepanjang 12,88 kilometer dan Seksi 2 Kraksaan–Paiton sepanjang 11,2 kilometer, serta Tol Jakarta–Cikampek 2 Selatan Seksi 3 Sadang–Sukabungah sepanjang 27,85 kilometer yang dimanfaatkan saat arus balik Lebaran.
Di sisi lain, daftar proyek tol yang masih dalam pembangunan juga cukup panjang. Proyek-proyek tersebut tersebar di berbagai wilayah strategis, mulai dari Sumatra, Jawa, hingga Kalimantan. Beberapa di antaranya adalah Tol Palembang–Betung Seksi 1 dan Seksi 2, Tol Betung–Tempino–Jambi dari Seksi 1A hingga Seksi 4, Tol Lingkar Pekanbaru sepanjang 30,5 kilometer, serta Tol Padang–Pekanbaru mencakup Seksi 2, Seksi 3, Seksi 4, dan Seksi 5.
Kemudian, Tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat Seksi 4, Seksi 5, dan Seksi 6 juga masih dikerjakan. Di Jawa, proyek besar seperti Tol Probolinggo–Banyuwangi Seksi 1 hingga Seksi 3, Tol Jakarta–Cikampek 2 Selatan sepanjang 62 kilometer, serta Tol Semarang–Demak Seksi 1 Sayung–Kaligawe sepanjang 10,64 kilometer terus berjalan. Tidak hanya itu, pembangunan Tol Pelabuhan 2 (Harbour 2) Pluit–Ancol Timur sepanjang 9,6 kilometer dan Tol Serang–Panimbang Seksi 2 Rangkasbitung–Cileles sepanjang 24,1 kilometer juga sedang berlangsung.
Proyek lain yang sedang dikebut meliputi Tol Solo–Yogyakarta–NYIA Kulon Progo Paket 1.2 Segmen Prambanan–Purwomartani sepanjang 6,78 kilometer, Tol Yogyakarta–Bawen Seksi 1 Sleman–Banyurejo sepanjang 8,8 kilometer, serta Tol Akses Pelabuhan Patimban sepanjang 37,05 kilometer. Di kawasan Ibu Kota Nusantara, proyek jalan tol sepanjang 75,62 kilometer menjadi salah satu prioritas utama, mengingat pentingnya konektivitas menuju pusat pemerintahan baru.
Tidak ketinggalan, Tol Bogor–Ciawi–Sukabumi Seksi 3 Cibadak–Cisaat sepanjang 13,7 kilometer juga tengah digarap untuk memperlancar arus transportasi menuju kawasan wisata sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Keseluruhan proyek ini menunjukkan bagaimana infrastruktur jalan tol terus didorong sebagai motor penggerak pembangunan. Dengan tol yang semakin banyak beroperasi, perjalanan antarkota maupun antardaerah dapat ditempuh lebih singkat. Efisiensi waktu tempuh tersebut tentu saja berdampak positif pada berbagai sektor, mulai dari perdagangan, pariwisata, hingga investasi.
Pemerintah menegaskan bahwa setiap ruas tol bukan hanya simbol pembangunan fisik semata, melainkan juga sarana pemerataan pembangunan. Masyarakat di sekitar tol akan merasakan manfaat langsung, baik melalui kemudahan akses transportasi maupun potensi berkembangnya pusat-pusat ekonomi baru di sepanjang jalur tol.
Harapan ke depan, seluruh proyek yang tengah dikerjakan dapat segera rampung dan beroperasi penuh sehingga semakin memperluas jangkauan infrastruktur modern di Indonesia. Dengan langkah konsisten ini, cita-cita menghadirkan jalan tol yang menghubungkan berbagai wilayah nusantara kian mendekati kenyataan.