TNI

Ribuan Warga Indonesia Padati Monas Saksikan Parade HUT ke-80 TNI

Ribuan Warga Indonesia Padati Monas Saksikan Parade HUT ke-80 TNI
Ribuan Warga Indonesia Padati Monas Saksikan Parade HUT ke-80 TNI

JAKARTA - Kemeriahan peringatan HUT ke-80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, berlangsung penuh semangat dan tawa.

Sejak pagi, ribuan warga dari berbagai daerah datang berbondong-bondong untuk menyaksikan parade alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan atraksi udara yang menakjubkan. Sorak sorai dan tepuk tangan terdengar di setiap sudut lapangan, menandai kebanggaan masyarakat terhadap TNI yang semakin dekat dengan rakyat.

Salah satu momen yang paling mencuri perhatian adalah kehadiran prajurit berseragam kamuflase lengkap dengan ghillie suit pakaian loreng menyerupai dedaunan yang biasa digunakan oleh penembak runduk (sniper).

Warga dari berbagai usia, mulai anak-anak hingga orang dewasa, tampak antusias berfoto bersama para prajurit yang ramah melayani setiap permintaan swafoto. “Seru banget, anak saya senang sekali bisa foto langsung sama tentara. Biasanya cuma lihat di TV,” ujar Dewi (38), warga Bekasi

“Pas lihat ada yang pakai baju kamuflase kayak di film, langsung minta foto,” katanya sambil tersenyum. Suasana penuh kehangatan pun terasa di tengah terik matahari, menandakan betapa TNI menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

Anak-Anak Belajar Semangat dari Prajurit

Keceriaan tak berhenti di situ. Di sisi lain lapangan, tawa anak-anak menggema saat mereka bergantian memegang replika senjata yang dipamerkan. “Lucu, soalnya kayak main perang-perangan tapi beneran tentara,” ucap Rafi (10), siswa SD asal Lenteng Agung. “Keren banget, kayak bisa ngilang di hutan,” tambahnya polos.

Tak hanya menjadi ajang hiburan, kegiatan ini juga menjadi sarana edukasi bagi anak-anak untuk mengenal lebih dekat peran TNI. Mereka tidak hanya melihat barisan tentara gagah, tetapi juga belajar tentang disiplin, keberanian, dan pengabdian.

Di momen ini, nilai-nilai nasionalisme tumbuh secara alami lewat interaksi langsung antara rakyat dan tentaranya.Sementara itu, warga dewasa pun ikut larut dalam suasana hangat tersebut. Mereka merasa bangga dan bahagia bisa berpartisipasi dalam perayaan besar yang menunjukkan kekuatan dan kedekatan antara rakyat dengan TNI.

Naik Panser PBB, Rasakan Bangganya Menjadi Bagian Indonesia

Salah satu titik paling ramai dikunjungi adalah kendaraan tempur putih bertuliskan UNITED NATIONS milik Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI. Panser lapis baja yang biasa digunakan dalam misi perdamaian di bawah bendera PBB ini menjadi favorit warga.

Banyak yang memanfaatkannya sebagai “menara pandang dadakan” untuk menyaksikan parade dengan lebih jelas.

“Dari bawah enggak kelihatan karena ramai banget. Jadi pas lihat kendaraan putih ini berhenti, langsung naik bareng teman. Sekalian biar bisa foto dari atas,” ujar Rian (24), warga Jakarta Timur. “Ini pertama kali lihat dari dekat. Keren banget, bangga sama TNI,” lanjutnya.

Pengunjung asal Depok, Yudi (30), juga mengaku terkesan dengan kesempatan tersebut. “Ternyata boleh didekati dan foto bareng juga. Jadi suasananya seru, benar-benar jadi momen ulang tahun TNI,” katanya. “Lihat anak-anak dan orang dewasa bisa naik bareng tanpa takut, itu tandanya TNI-nya dekat sama rakyat.”

Kedekatan seperti inilah yang membuat peringatan HUT TNI terasa istimewa. Bukan hanya parade militer yang megah, tetapi juga interaksi manusiawi antara prajurit dan masyarakat yang memperkuat semangat kebersamaan.

Langit Monas Bergemuruh, Nasionalisme Semakin Menggema

Sorakan semakin riuh ketika deru jet tempur TNI Angkatan Udara terdengar di langit Monas. Dua pesawat melintas cepat membentuk formasi indah di antara awan putih, memancing decak kagum warga yang mengangkat ponsel untuk mengabadikan momen langka itu.

“Pas pesawatnya ngebentuk formasi di atas Tugu Monas, itu keren banget. Deg-degan juga sih, soalnya suaranya kencang banget,” tutur Fani (26), warga Bekasi. Banyak keluarga datang membawa anak kecil yang tampak begitu antusias.

“Anak saya sampai teriak-teriak pas jetnya muter di udara. Katanya kayak di film. Senang banget bisa lihat langsung,” ujar Yuliani (35), warga Tangerang Selatan.

Ia menambahkan, “Anak-anak jadi tahu kalau TNI itu bukan cuma tentara perang, tapi juga menjaga dan melindungi.” Pernyataan ini menggambarkan bagaimana momen perayaan tidak hanya menghibur, tapi juga menumbuhkan rasa hormat dan cinta tanah air di generasi muda.

Selain atraksi udara, prajurit sniper juga menjadi daya tarik tersendiri. Beberapa di antaranya tampak dikerubungi ibu-ibu yang antusias berfoto bersama. “Wah, keren banget! Baru kali ini bisa foto sama sniper asli,” kata Narsih (45), warga Pasar Senen.

“Ramah dia, mau diajak foto. Tadi saya juga warnain wajah pakai warna hijau dan hitam biar samaan,” ujarnya sambil tertawa.

Kedekatan TNI dan Rakyat di Tengah Keceriaan

Momen sederhana seperti berfoto bersama prajurit atau naik kendaraan tempur ternyata mampu memperkuat ikatan antara rakyat dan tentaranya. “Rasanya bangga sekali. Jadi makin cinta sama TNI,” ujar Nurhayati (39), pengunjung lainnya.

Peringatan HUT ke-80 TNI tahun ini bukan hanya pesta militer semata, melainkan simbol kedekatan antara pelindung negara dan rakyatnya. Melalui interaksi yang penuh tawa, parade megah, dan atraksi mengesankan, semangat nasionalisme terasa begitu hidup di jantung ibu kota.

“Semangat kami tidak kalah dari mereka. Kalau TNI siap menjaga negeri, kami rakyat siap mendukung,” ujar seorang ibu penuh semangat. Riuh tepuk tangan dan senyum kebanggaan menutup hari penuh kenangan di Monas sebuah perayaan yang menegaskan bahwa kekuatan TNI sesungguhnya berasal dari rakyat Indonesia sendiri.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index