Minyak

OPEC+ Naikkan Produksi Minyak, Langkah Hati-Hati Jaga Stabilitas Pasar Global

OPEC+ Naikkan Produksi Minyak, Langkah Hati-Hati Jaga Stabilitas Pasar Global
OPEC+ Naikkan Produksi Minyak, Langkah Hati-Hati Jaga Stabilitas Pasar Global

JAKARTA - Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ memutuskan untuk menaikkan produksi minyak sebesar 137.000 barel per hari (bph) mulai November mendatang.

Kebijakan ini menjadi tindak lanjut dari peningkatan produksi pada Oktober dan menandai perubahan arah setelah bertahun-tahun menerapkan kebijakan pemangkasan.

Kelompok yang terdiri atas negara-negara anggota OPEC, Rusia, serta sejumlah produsen kecil ini telah menaikkan target produksi lebih dari 2,7 juta bph sepanjang tahun 2025, atau sekitar 2,5 persen dari total permintaan minyak dunia.

Langkah tersebut dilakukan untuk merebut kembali pangsa pasar global, terutama dari produsen minyak serpih (shale oil) asal Amerika Serikat yang kian agresif. Kebijakan ini menunjukkan tekad OPEC+ dalam menjaga keseimbangan pasar global sambil beradaptasi terhadap dinamika ekonomi dunia.

Setelah bertahun-tahun menekan produksi demi stabilitas harga, kini kelompok tersebut mulai menempuh strategi baru untuk memperluas jangkauan pasokan dan memperkuat posisi di pasar energi internasional.

Dampak Kenaikan Produksi terhadap Harga Minyak Dunia

Pasar minyak dunia langsung merespons keputusan OPEC+ dengan fluktuasi harga yang cukup signifikan. Harga minyak Brent sempat menguat pada akhir pekan dengan kenaikan 42 sen atau 0,7 persen menjadi 64,53 dolar AS per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 40 sen atau 0,7 persen menjadi 60,88 dolar AS per barel.

Namun secara mingguan, Brent tercatat mengalami penurunan 8,1 persen, penurunan terbesar dalam lebih dari tiga bulan terakhir. Adapun WTI melemah 7,4 persen, menandakan pasar masih mencermati potensi surplus pasokan akibat kebijakan baru ini.

Saat ini, harga minyak berada di bawah puncak tahun ini di kisaran 82 dolar AS per barel, namun masih lebih tinggi dibanding level 60 dolar AS yang tercatat pada Mei.

Analis memperkirakan bahwa kenaikan produksi yang relatif kecil ini tidak akan menimbulkan guncangan besar. Scott Shelton dari TP ICAP Group menilai harga minyak dapat naik sekitar 1 dolar AS per barel pada awal pekan depan karena kenaikan yang moderat dan terkendali.

Perbedaan Sikap Arab Saudi dan Rusia dalam Rapat OPEC+

Menjelang keputusan OPEC+, sempat terjadi perbedaan pandangan antara dua pemain utama, Arab Saudi dan Rusia. Rusia dikabarkan mengusulkan agar peningkatan produksi dilakukan secara moderat seperti pada Oktober.

Langkah ini dianggap lebih aman untuk menghindari tekanan terhadap harga minyak, apalagi mengingat Rusia masih menghadapi dampak sanksi ekonomi akibat invasinya ke Ukraina.

Sebaliknya, Arab Saudi menginginkan peningkatan yang jauh lebih besar, yakni antara 274.000 hingga 548.000 bph. Negeri itu memiliki kapasitas cadangan yang cukup besar dan berambisi mempercepat pemulihan pangsa pasar setelah beberapa tahun menahan produksi.

Dalam pernyataannya, OPEC menyebut prospek ekonomi global masih stabil, sementara fundamental pasar minyak tetap sehat berkat rendahnya persediaan minyak mentah dunia.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa kelompok tersebut berupaya menjaga keseimbangan antara menambah pasokan dan mempertahankan stabilitas harga.

Langkah OPEC+ dalam Menjaga Keseimbangan Pasar Energi

Keputusan menaikkan produksi sebesar 137.000 bph juga menjadi bagian dari strategi bertahap untuk mengakhiri kebijakan pemangkasan besar-besaran yang berlaku sejak Maret lalu. Saat itu, pemangkasan produksi mencapai puncaknya di angka 5,85 juta bph, terdiri dari tiga lapisan:

2,2 juta bph pengurangan sukarela oleh delapan anggota,

1,65 juta bph pemotongan tambahan, dan

2 juta bph pengurangan bersama seluruh anggota kelompok.

Pada Oktober, delapan produsen anggota OPEC+ mulai menghapus lapisan kedua sebesar 1,65 juta bph, salah satunya melalui penambahan produksi 137.000 bph. Dengan langkah bertahap ini, kelompok tersebut berharap transisi menuju produksi normal dapat berjalan tanpa memicu kelebihan pasokan yang berlebihan.

Analis energi dari Rystad Energy, Jorge Leon, menilai kebijakan OPEC+ kali ini menunjukkan pendekatan yang hati-hati dan strategis. “OPEC+ melangkah dengan hati-hati setelah melihat bagaimana pasar menjadi sensitif. Kelompok ini sedang berjalan di atas tali antara menjaga stabilitas dan merebut kembali pangsa pasar dalam kondisi surplus,” ujarnya.

Ke depan, OPEC+ dijadwalkan akan kembali menggelar pertemuan pada awal November untuk mengevaluasi hasil kebijakan dan menyesuaikan langkah selanjutnya. Fokus utama kelompok ini adalah menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi global, harga energi yang wajar, serta keberlanjutan pasokan minyak dunia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index