IHSG

IHSG Menguat ke Level Teratas Sektor Teknologi dan Keuangan Jadi Penopang Utama

IHSG Menguat ke Level Teratas Sektor Teknologi dan Keuangan Jadi Penopang Utama
IHSG Menguat ke Level Teratas Sektor Teknologi dan Keuangan Jadi Penopang Utama

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan dengan hasil menggembirakan setelah mencatat kenaikan tajam ke posisi 8.318,53.

Penguatan sebesar 0,93 persen atau 76,61 poin ini menandai kembalinya optimisme di pasar saham domestik.

Kenaikan tersebut muncul setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III-2025 yang mencapai 5,04 persen, melebihi ekspektasi sejumlah pelaku pasar.

Sinyal positif ini memperkuat keyakinan bahwa ekonomi Indonesia masih berada di jalur pemulihan yang stabil. Pada awal perdagangan, IHSG sempat turun 40 poin atau 0,49 persen ke level 8.201,91.

Namun tekanan jual yang sempat menahan laju indeks berbalik arah di sesi kedua, seiring meningkatnya aktivitas beli di saham-saham berkapitalisasi besar. Sentimen optimistis investor terhadap prospek ekonomi turut menjadi katalis utama yang mendorong IHSG bergerak di zona hijau hingga akhir sesi perdagangan.

Aktivitas Perdagangan Ramai, Kapitalisasi Pasar Tembus Rp 15.157 Triliun

Pergerakan positif IHSG juga didukung oleh tingginya aktivitas transaksi di bursa. Berdasarkan data RTI, total 35,26 miliar lembar saham berpindah tangan dengan nilai transaksi mencapai Rp 18,49 triliun.

Angka ini menunjukkan meningkatnya partisipasi investor baik ritel maupun institusional dalam memanfaatkan momentum penguatan pasar. Dari total emiten yang diperdagangkan, sebanyak 284 saham ditutup menguat, 357 saham melemah, dan 168 saham stagnan.

Lonjakan indeks hari ini turut mengerek nilai kapitalisasi pasar menjadi Rp 15.157,46 triliun. Angka tersebut mencerminkan meningkatnya keyakinan investor terhadap prospek jangka panjang pasar modal Indonesia.

Kondisi ini memperlihatkan bahwa sektor keuangan nasional tetap solid di tengah berbagai dinamika ekonomi global yang masih berpotensi menekan pasar.

Kenaikan nilai kapitalisasi juga memperlihatkan besarnya minat investor terhadap saham-saham unggulan yang dinilai masih memiliki potensi pertumbuhan kuat di tahun mendatang.

Sektor Teknologi dan Barang Baku Jadi Motor Penguatan IHSG

Dari 11 sektor yang diperdagangkan, sembilan di antaranya berhasil mencatatkan kenaikan signifikan. Sektor teknologi menjadi penopang utama dengan lonjakan 3,31 persen, mencerminkan kuatnya minat investor terhadap saham-saham digital yang kembali menunjukkan potensi pertumbuhan setelah terkoreksi di awal tahun.

Sektor barang baku turut menguat 2,51 persen, sementara sektor keuangan naik 1,07 persen, memperkuat fondasi penguatan IHSG di sesi akhir perdagangan. Adapun dua sektor yang justru mengalami pelemahan adalah perindustrian dan properti.

Sektor perindustrian terkoreksi 1,49 persen akibat aksi ambil untung, sedangkan sektor properti melemah 0,47 persen karena investor memilih menunggu arah suku bunga acuan yang akan ditetapkan Bank Indonesia.

Meski demikian, penguatan di sektor lain cukup kuat untuk menahan dampak negatif dari koreksi tersebut, sehingga IHSG mampu ditutup menguat secara konsisten hingga akhir sesi.

Saham Unggulan Jadi Fokus, GOTO dan KLBF Pimpin Top Gainers

Dalam kelompok saham unggulan LQ45, sejumlah emiten mencatatkan penguatan signifikan. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) memimpin dengan kenaikan 8,77 persen.

Disusul oleh PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) yang naik 7,76 persen, serta PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang menguat 6,82 persen.Kenaikan pada saham-saham tersebut menjadi indikator kuat bahwa sektor teknologi dan konsumsi masih menjadi pilihan utama investor.

Sebaliknya, beberapa saham mengalami tekanan jual cukup besar. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) turun 5,94 persen, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melemah 4,13 persen, dan PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) terkoreksi 2,90 persen.

Meski demikian, secara keseluruhan, kekuatan beli di sektor-sektor utama masih jauh lebih dominan dibandingkan tekanan jual.

Dengan kombinasi pertumbuhan ekonomi yang solid, minat investor yang meningkat, serta kinerja positif sejumlah emiten unggulan, pasar modal Indonesia dinilai berada pada fase penguatan yang sehat.

Momentum ini diharapkan dapat berlanjut dalam beberapa pekan ke depan seiring optimisme terhadap stabilitas makroekonomi nasional dan potensi investasi di sektor teknologi, keuangan, serta konsumsi yang terus tumbuh.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index