Rupiah

Nilai Tukar Rupiah Bergerak Positif Didukung Insentif Fiskal dan Global

Nilai Tukar Rupiah Bergerak Positif Didukung Insentif Fiskal dan Global
Nilai Tukar Rupiah Bergerak Positif Didukung Insentif Fiskal dan Global

JAKARTA - Rupiah menunjukkan potensi penguatan meski bergerak fluktuatif terhadap dolar AS.

Dukungan kebijakan domestik serta dinamika global menjadi faktor utama yang memengaruhi arah pergerakan mata uang ini. Optimisme investor semakin menguat seiring adanya proyeksi positif hingga penutupan perdagangan.

Pergerakan Rupiah di Pasar

Rupiah diperkirakan bergerak dinamis, namun berpeluang ditutup menguat di rentang Rp16.560–Rp16.600 per dolar AS. Sebelumnya, rupiah sempat menutup perdagangan di level Rp16.598 per dolar AS dengan penguatan 0,22 persen atau 37 poin. Pada saat bersamaan, indeks dolar AS tercatat melemah tipis ke posisi 97,59.

Kondisi ini menunjukkan bahwa rupiah mampu mempertahankan stabilitas meski berada di tengah tekanan eksternal. Pergerakan harian rupiah yang positif menambah keyakinan pasar terhadap fundamental ekonomi domestik. Investor pun semakin berhati-hati dalam merespons perubahan data ekonomi global.

Faktor domestik yang mendukung rupiah semakin kuat ketika pasar melihat konsistensi kebijakan pemerintah. Stabilitas nilai tukar juga menjadi sinyal penting bagi sektor riil yang mengandalkan kelancaran arus modal dan perdagangan internasional. Hal ini menjadikan rupiah sebagai indikator penting arah ekonomi Indonesia.

Kebijakan Pemerintah Dorong Pertumbuhan

Pengamat komoditas Ibrahim Assuaibi menilai, stimulus kebijakan pemerintah pada kuartal IV menjadi faktor penopang rupiah. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi di atas lima persen melalui berbagai langkah strategis.

Program insentif ini tidak hanya menyasar sektor padat karya, tetapi juga pariwisata, sosial, hingga perumahan. Untuk sektor pariwisata, pemerintah menanggung PPh Pasal 21 bagi pekerja bergaji di bawah Rp10 juta.

Kebijakan ini mencakup sekitar 552 ribu pekerja di hotel, restoran, dan kafe. Sebelumnya, pekerja sektor padat karya juga sudah menerima insentif serupa.

Selain itu, pemerintah menyalurkan bantuan pangan bagi 18,3 juta keluarga penerima manfaat. Bantuan berupa beras dan minyak goreng ini menjadi upaya menjaga daya beli masyarakat. Di sektor sosial, pemerintah memberi diskon iuran BPJS Ketenagakerjaan bagi 731 ribu pekerja transportasi.

Insentif Fiskal dan Dukungan UMKM

Ibrahim juga menekankan bahwa pemerintah menyiapkan insentif fiskal jangka panjang hingga 2029. PPh 21 untuk sektor pariwisata dan padat karya berlaku hingga 2026. Selain itu, ada insentif PPN DTP rumah senilai Rp2 miliar serta program KUR perumahan dengan nilai Rp130 triliun.

Untuk sektor UMKM, PPh final 0,5 persen atas omzet hingga Rp4,8 miliar diperpanjang sampai 2029. Kebijakan ini diharapkan memperkuat peran UMKM sebagai tulang punggung ekonomi. Insentif fiskal tersebut memberikan kepastian bagi pelaku usaha dalam mengembangkan bisnis secara berkelanjutan.

Pemerintah juga menegaskan pentingnya menciptakan iklim usaha yang kondusif. Dengan insentif fiskal yang berkesinambungan, investor dan pelaku bisnis dapat menyusun strategi jangka panjang. Hal ini tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menjaga stabilitas rupiah dalam jangka menengah.

Sentimen Global dan Proyeksi Rupiah

Dari sisi global, pelaku pasar mencermati ancaman shutdown pemerintahan Amerika Serikat. Kondisi ini diperkirakan berlangsung tiga hari dan berpotensi mengganggu operasi federal. Penundaan data ekonomi AS bisa memengaruhi keputusan suku bunga The Fed di sisa tahun.

Pasar memperkirakan peluang 97 persen pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed pada akhir Oktober. Sementara itu, probabilitas pemangkasan lebih besar sebesar 50 basis poin hanya sekitar tiga persen.

Namun, beberapa pejabat The Fed telah memperingatkan inflasi stagnan masih menjadi hambatan bagi pelonggaran kebijakan. Dengan memperhitungkan berbagai sentimen tersebut, rupiah diproyeksikan tetap berpeluang menguat pada akhir pekan ini.

Ibrahim menilai pergerakan rupiah akan fluktuatif, namun ditutup pada kisaran Rp16.560–Rp16.600 per dolar AS. Proyeksi ini semakin memperkuat optimisme terhadap ketahanan ekonomi Indonesia.

Pergerakan rupiah yang stabil meski di tengah tantangan global menunjukkan fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat. Dukungan stimulus pemerintah dan kebijakan fiskal jangka panjang menambah kepercayaan pasar.

Dengan kombinasi sentimen domestik dan global, rupiah diperkirakan tetap menjadi salah satu mata uang yang kompetitif di kawasan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index